Senin, 05 Januari 2015

Puisi Pecundang

Terlalu dalam ku cecap rasa nan menghujam
menelan sepah berbaur getir bertabur hitam
lidahmu begitu sempurna meracuni sadarnya alam
memelas jiwa berdongeng di relung kelam

Sakit ku jinjing bentangan agan
melambai mimpi berbuah kenyataan
terlalu tinggi ku raih mahkota awan
berpagar duri jatuhkan jeda dalam perbedaan

Rumit cerita memilah alur merangkai makna
membawa syair terbajak dilema lara
perih aku terasing dalam sepinya masa
menunggu mati lakoni peran bergaun merana

Siapalah engkau wahai pemuja ...
menggilir mimpi dialam jelata jiwa
teduhnya rimba tak lagi bertahta muara
terbenam kasih haus menyeka dahaga

Siapakah sejatinya dirimu sang pecinta ...
menyesat rona di ribaan purnama raga
sukar kutelaah kerdilnya pelangi dipucuk senja
menyusup gila merangkum jelmaan jelaga

Cintamu tersemai mengisi denyutan nadi
kasihmu tumbuh mengaliri helaan nafas bersemi
rindumu hidup menghuni dalamnya sanubari
mendayu semu mematri serumpun janji

Kau curi hatiku menghilang bersama bayang harapmu
kau pasung jantungku dalam balok gamangnya inginmu
tinggalkan pesakitan mencacat impian kalbu
hanyut angin memudar rangkaian waktu membelenggu

Karenamu aku mampu berdiri melawan sepi
memeluk rapuh terpojok matahari
karenamu aku rela melangkah pergi
mengaku kalah menjadi pecundang hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar